Monday, October 7, 2013

Penyakit Gondok Itu Sudah Tidak Ada Lagi

Pengantar

Tahun 2009 silam, kelompok peneliti dari BPTP, UNHAS dan ACIAR melakukan kunjungan ke Kelompok kami dengan tujuan untuk melakukan PRA (Participatory Rural Appraisals) terkait guna mengidentifikasi potensi dan masalah-masalah yang dihadapi kelompok.  Sebuah pendekatan yang sangat efektif, satu-demi satu masalah dikemukakan secara partisipatif oleh anggota kelompok, bahkan beberapa diantaranya mengemukakan permasalahan yang belum pernah didengar sebelumnya.  White board sudah sesak degan poin-poin masalah yang dikemukakan, selanjutnya secara terperinci masalah tersebut didiskusikan krusialitasnya.  Setelah berjalan hampir 3 jam pertemuan pada waktu itu, secara aklamasi kami menyepakati bahwa ada dua buah masalah yang sangat krusial untuk diselesaikan segera, yaitu masalah gondok dan lahir lembek pada anak.  Dianggap sangat krusial karena kedua kelainan ini bukan hanya mengakibatkan angk a morbiditas yang tinggi, namun angka mortalitas dapat mencapai 100% terutama pada anak kambing (cempe).  Kami, peternak sangat menyadari bahwa aspek kesehatan, masih kurang diperhatikan atau ditindaki secara intensif pada masa itu.  Beberapa petani melakukan sistem coba-coba dalam aplikasi obat-obatan dan sebagian bersar belum mengetahui tentang vaksin dan vaksinasi khususnya pada ternak rumiannsia kecil.  Jika ada hewan yang sakit, para peternak hanya bergantung pada satu atau daua orang saja untuk diberi bantuan pengobatan.

Penyakit Gondok

Penyakit gondok (goither) dan Lahir lembek (ricketsia) merupakan penyakit dengan tingkat mortalitas yang paling tinggi.  100% peternak mengaku pernah atau sedang menghadapi penyakit-penyakit tersebut pada ternak mereka, dengan tingkat kematian mencapai 70%, dengan tingkat kejadian pada anak sebesar 65% .  Gambar 2 menunjukkan sampel ternak yang menderita gondok.

Anak kambing penderita gondok, yang dapat bertahan hidup hingga 3 sampai 4 minggu, beberapa ekor anak mampu bertahan hidup hingga dewasa, akan tetapi derita penyakit gondok tetap terbawa.  Penyakit ini secara nyata menurunkan nafsu makan (menyusui) pada anak, sehingga kebanyakan peternak menyusukan anak kambing dengan susu krim (komersil) atau perahan dari induk mereka.  Selain membutuhkan penanganan khsusus untuk mempertahankan agar ternak mereka mampu bertahan hidup, peternak nantinya akan dipertemukan lagi dengan masalah rendahnya nilai jual kambing dewasa yang menderita Gondok (ternak terlihat cacat atau tidak sempurna).


Penyakit gondok, baik pada manusia maupun pada ternak merupakan penyakit yang muncul akibat kekurangan asupan iodium (I) (Lee et al 2010).  Kekurangan kandungan iodium dalam pakan ini, secara langsung diakibatkan oleh kandungan iodium dalam tanah yang memang rendah.  Menurut hasil penelitian Prabowo dan Tikupadang pada tahun 1995, kandungan iodium di Kecamatan Alla berada dibawah 0,18 ppm, dan bervariasi antara 0,02 – 0,01 pada musim kemarau dan penghujan.  Sementara hasil analisa sampel darah kambing yang di kirim ke Laboratorium (Jakarta) oleh dinas peternakan kabupaten Enrekang pada tahun 2009 (hasil wawancara dengan staf Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Enrekang, bapak Drh. Junwar), menunjukkan bahwa terdapat kekurangan unsur mineral dalam darah kambing, namun belum diteliti lebih lanjut mineral apa yang dimaksud.  Kandungan iodium hasil analisis laboratorium yang lebih rendah dari angka 0,28 ppm keadaan normal (Barret et al, 2010; Bharakthiya, et al 2010) mengakibatkan kandungan kadar iodium dalam tumbuhan/pakan untuk ternak kambing juga menjadi rendah.  Inilah yang menjadi akar permasalahan mengapa sehingga penyakit gondok ini diderita oleh ternak kambing.

Penyelesaian Maslah

Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh peternak adalah dengan menambahkan garam dapur pada air atau dalam bambu jilatan yang biasa diganding dalam kandang.  Akan tetapi, garam dapur komersil yang diberikan yang pada labelnya dinyatakan mengandung yodium, tidak menunjukkan pengaruh apa-apa pada pencegahan dan penyembuhan penyakit gondok tersebut.  Butuh waktu sebulan hingga pada peneliti menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah ini, mereka ditantang untuk menemukan metode penyelesaian yang efektif namun secara efisien dapat diaplikasikan oleh semua anggota kelompok.


Penyelesaian masalah strategis dikelompok kami menurut kami sangat inovatif.  Para peneliti melakukan pendekatan secara persuasif dan pro aktif.  Secara persuasif dilakukan untuk membina kekeluargaan dan ikatan emosional antara tim peneliti dan mitra dan diantara masyarakat setempat.  Mereka tidak sungkan untuk tinggal (menginap) bersama di salah satu rumah anggota kelompok walaupun keadaan ruhah yang bersahaja, berbaur dengan masyarakat dan berupaya untuk mempelajari bahasa local untuk mengintensifkan komunikasi.  Secara proaktif, mereka lakukan dengan membangun kemandirian peternak untuk jangka panjang, dan agar teknologi/inovasi yang sudah diaplikasikan diadopsi bukan hanya anggota kelompok tani Sipakanana saja melainkan juga massayarakat setempat lainnya yang juga menghadapi persoalan yang sama.

Metode Usap Suprakutan Iodium

Metode usap suprakutan iodium (I).  Hal ini didasarkan pada laporan penelitian yang dilakukan oleh Barret et al (2010) dimana iodium dapat menyerap melalui pemukaan kulit, dan Lee et al (2010) bahwa iodium hanya akan diserap sesuai dengan kebutuhan tubuh, jika terjadi defisiensi.  Iodium merupakan salah satu jenis logam berat yang dapat menyebabkan presipitasi protein dalam tubuh (Lee et all, 2010), namun dengan metode ini, dampak presipitasi protein akibat kelebihan Iodium dapat dicegah, karena iodium tidak diberikan secara oral.

Metode yang sangat efisien, hanya bermodal kuas dan sebotol iodium saja.  Aplikasi dilakukan pada semua ternak yang menderita gondok, dari yang anak (cempe) hingga ternak-ternak yang sudah dewasa, namun diutamakan pada induk yang sedang bunting hingga masa laktasi.  Berikut ini beberapa dampak positif yang kami rasakan dengan aplikasi iodium ini:
  1. Aplikasi pada induk bunting.  Kasus gondok pada anak yang baru lahir tidak terjadi lagi, anak-anak kambing lahir dalam keadaan normal.
  2. Aplikasi pada anak kambing yang sudah menderita gondok, menunjukkan mereka dapat melalui masa kritis tiga meinggu pasca kelahirannya, dengan ukuran gondok yang berangsur mengecil hingga hilang setelah lima minggu aplikasi.
  3. Ternak jantan/betina dewasa yang sudah menderita gondok memberikan respon yang lebih lambat, dibutuhkan waktu hingga 6 minggu hingga gondok mereka hilang.
  4. Dampak samping yang belum bias dipastikan secara teori, adalah bahwa selama aplikasi gondok ini dilakukan, kelahiran anak lembek juga jarang terjadi lagi.  Kecuali kejadian distosia, masih kerap terjadi dilaporkan oleh anggota kelompok.

Penutup

Walaupun demikian, kami akan terus berupaya untuk memperbaiki dan mengembangkan metode pemeliharaan yang diterapkan.  Beberapa masalah kecil yang sering terjadi kemudian adalah kesulitan untuk memperoleh iodium.  Kami harus memesan pada teman atau keluarga yang tinggal di Makassar, karena harga iodium (literan) di kota Enrekang cukup mahal.  Kedepan kami akan memberdayakan koperasi kelompok untuk menyediakan stok Iodium bagi anggota kelompok atau untuk siapa saja yang memerukannya.  Karena aplikasi iodium ini tetap harus diaplikasikan walaupun ternak sudah atau dalam keadaan sehat, minimal sekali dalam sebulan.

Semoga peternak-peternak di daerah lain yang mengahadapi masalah penyakit gondok pada ternak kambing dapat mengakses artikel ini, hingga memberikan manfaat yang lebih luas.

Terima kasih, semoga bermanfaat.

By: Mawardi A Asja

3 comments:

Obat Penyakit Gondok Alami said...

informasi pada artikelnya sangat bermanfaat.. thanks

BISNIS ONLINE said...

beli suprakutan iodiomnya dmn? hrg brp?

Unknown said...

itu obatnya apa ya

Post a Comment

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes - Modified | Hosted Desktop