Pengantar
Tahun 2009 silam, kelompok peneliti dari BPTP, UNHAS dan ACIAR
melakukan kunjungan ke Kelompok kami dengan tujuan untuk melakukan PRA (Participatory Rural Appraisals) terkait guna
mengidentifikasi potensi dan masalah-masalah yang dihadapi kelompok. Sebuah pendekatan yang sangat efektif, satu-demi
satu masalah dikemukakan secara partisipatif oleh anggota kelompok, bahkan beberapa
diantaranya mengemukakan permasalahan yang belum pernah didengar
sebelumnya. White board sudah sesak
degan poin-poin masalah yang dikemukakan, selanjutnya secara terperinci masalah
tersebut didiskusikan krusialitasnya. Setelah
berjalan hampir 3 jam pertemuan pada waktu itu, secara aklamasi kami
menyepakati bahwa ada dua buah masalah yang sangat krusial untuk diselesaikan
segera, yaitu masalah gondok dan lahir lembek pada anak. Dianggap sangat krusial karena kedua kelainan
ini bukan hanya mengakibatkan angk a morbiditas yang tinggi, namun angka
mortalitas dapat mencapai 100% terutama pada anak kambing (cempe). Kami, peternak sangat menyadari bahwa aspek kesehatan,
masih kurang diperhatikan atau ditindaki secara intensif pada masa itu. Beberapa petani melakukan sistem coba-coba
dalam aplikasi obat-obatan dan sebagian bersar belum mengetahui tentang vaksin
dan vaksinasi khususnya pada ternak rumiannsia kecil. Jika ada hewan yang sakit, para peternak hanya
bergantung pada satu atau daua orang saja untuk diberi bantuan pengobatan.
Penyakit Gondok
Penyakit gondok (goither) dan Lahir lembek (ricketsia) merupakan
penyakit dengan tingkat mortalitas yang paling tinggi. 100% peternak mengaku pernah atau sedang
menghadapi penyakit-penyakit tersebut pada ternak mereka, dengan tingkat
kematian mencapai 70%, dengan tingkat kejadian pada anak sebesar 65% . Gambar 2 menunjukkan sampel ternak yang
menderita gondok.
Anak kambing penderita gondok, yang dapat bertahan hidup hingga 3
sampai 4 minggu, beberapa ekor anak mampu bertahan hidup hingga dewasa, akan tetapi
derita penyakit gondok tetap terbawa.
Penyakit ini secara nyata menurunkan nafsu makan (menyusui) pada anak,
sehingga kebanyakan peternak menyusukan anak kambing dengan susu krim
(komersil) atau perahan dari induk mereka.
Selain membutuhkan penanganan khsusus untuk mempertahankan agar ternak
mereka mampu bertahan hidup, peternak nantinya akan dipertemukan lagi dengan
masalah rendahnya nilai jual kambing dewasa yang menderita Gondok (ternak
terlihat cacat atau tidak sempurna).
Penyakit gondok, baik pada manusia maupun pada ternak merupakan penyakit
yang muncul akibat kekurangan asupan iodium (I) (Lee et al 2010). Kekurangan kandungan iodium dalam pakan ini,
secara langsung diakibatkan oleh kandungan iodium dalam tanah yang memang
rendah. Menurut hasil penelitian Prabowo
dan Tikupadang pada tahun 1995, kandungan iodium di Kecamatan Alla berada
dibawah 0,18 ppm, dan bervariasi antara 0,02 – 0,01 pada musim kemarau dan
penghujan. Sementara hasil analisa
sampel darah kambing yang di kirim ke Laboratorium (Jakarta) oleh dinas
peternakan kabupaten Enrekang pada tahun 2009 (hasil wawancara dengan staf
Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Enrekang, bapak Drh. Junwar), menunjukkan
bahwa terdapat kekurangan unsur mineral dalam darah kambing, namun belum
diteliti lebih lanjut mineral apa yang dimaksud. Kandungan iodium hasil analisis laboratorium
yang lebih rendah dari angka 0,28 ppm keadaan normal (Barret et al, 2010;
Bharakthiya, et al 2010) mengakibatkan kandungan kadar iodium dalam
tumbuhan/pakan untuk ternak kambing juga menjadi rendah. Inilah yang menjadi akar permasalahan mengapa
sehingga penyakit gondok ini diderita oleh ternak kambing.
Penyelesaian Maslah
Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh peternak adalah dengan
menambahkan garam dapur pada air atau dalam bambu jilatan yang biasa diganding
dalam kandang. Akan tetapi, garam dapur
komersil yang diberikan yang pada labelnya dinyatakan mengandung yodium, tidak
menunjukkan pengaruh apa-apa pada pencegahan dan penyembuhan penyakit gondok
tersebut. Butuh waktu sebulan hingga pada
peneliti menemukan solusi untuk menyelesaikan masalah ini, mereka ditantang
untuk menemukan metode penyelesaian yang efektif namun secara efisien dapat
diaplikasikan oleh semua anggota kelompok.
Penyelesaian masalah strategis dikelompok kami menurut kami sangat
inovatif. Para peneliti melakukan pendekatan
secara persuasif dan pro aktif. Secara
persuasif dilakukan untuk membina kekeluargaan dan ikatan emosional antara tim
peneliti dan mitra dan diantara masyarakat setempat. Mereka tidak sungkan untuk tinggal (menginap)
bersama di salah satu rumah anggota kelompok walaupun keadaan ruhah yang
bersahaja, berbaur dengan masyarakat dan berupaya untuk mempelajari bahasa local
untuk mengintensifkan komunikasi. Secara
proaktif, mereka lakukan dengan membangun kemandirian peternak untuk jangka
panjang, dan agar teknologi/inovasi yang sudah diaplikasikan diadopsi bukan
hanya anggota kelompok tani Sipakanana saja melainkan juga massayarakat
setempat lainnya yang juga menghadapi persoalan yang sama.
Metode Usap Suprakutan Iodium
Metode usap suprakutan iodium (I).
Hal ini didasarkan pada laporan penelitian yang dilakukan oleh Barret et
al (2010) dimana iodium dapat menyerap melalui pemukaan kulit, dan Lee et al
(2010) bahwa iodium hanya akan diserap sesuai dengan kebutuhan tubuh, jika
terjadi defisiensi. Iodium merupakan
salah satu jenis logam berat yang dapat menyebabkan presipitasi protein dalam
tubuh (Lee et all, 2010), namun dengan metode ini, dampak presipitasi protein
akibat kelebihan Iodium dapat dicegah, karena iodium tidak diberikan secara
oral.
Metode yang sangat efisien, hanya bermodal kuas dan sebotol iodium saja. Aplikasi dilakukan pada semua ternak yang
menderita gondok, dari yang anak (cempe) hingga ternak-ternak yang sudah
dewasa, namun diutamakan pada induk yang sedang bunting hingga masa
laktasi. Berikut ini beberapa dampak
positif yang kami rasakan dengan aplikasi iodium ini:
- Aplikasi pada induk bunting. Kasus gondok pada anak yang baru lahir tidak terjadi lagi, anak-anak kambing lahir dalam keadaan normal.
- Aplikasi pada anak kambing yang sudah menderita gondok, menunjukkan mereka dapat melalui masa kritis tiga meinggu pasca kelahirannya, dengan ukuran gondok yang berangsur mengecil hingga hilang setelah lima minggu aplikasi.
- Ternak jantan/betina dewasa yang sudah menderita gondok memberikan respon yang lebih lambat, dibutuhkan waktu hingga 6 minggu hingga gondok mereka hilang.
- Dampak samping yang belum bias dipastikan secara teori, adalah bahwa selama aplikasi gondok ini dilakukan, kelahiran anak lembek juga jarang terjadi lagi. Kecuali kejadian distosia, masih kerap terjadi dilaporkan oleh anggota kelompok.
Penutup
Walaupun demikian, kami akan terus berupaya untuk memperbaiki dan
mengembangkan metode pemeliharaan yang diterapkan. Beberapa masalah kecil yang sering terjadi
kemudian adalah kesulitan untuk memperoleh iodium. Kami harus memesan pada teman atau keluarga
yang tinggal di Makassar, karena harga iodium (literan) di kota Enrekang cukup
mahal. Kedepan kami akan memberdayakan
koperasi kelompok untuk menyediakan stok Iodium bagi anggota kelompok atau
untuk siapa saja yang memerukannya.
Karena aplikasi iodium ini tetap harus diaplikasikan walaupun ternak
sudah atau dalam keadaan sehat, minimal sekali dalam sebulan.
Semoga peternak-peternak di daerah lain yang mengahadapi masalah penyakit
gondok pada ternak kambing dapat mengakses artikel ini, hingga memberikan
manfaat yang lebih luas.
Terima kasih, semoga bermanfaat.
3 comments:
informasi pada artikelnya sangat bermanfaat.. thanks
beli suprakutan iodiomnya dmn? hrg brp?
itu obatnya apa ya
Post a Comment